Perbedaan SSR, CSR, dan SSG dalam Pengembangan Website

Dalam pengembangan website modern, istilah seperti SSR (Server-Side Rendering), CSR (Client-Side Rendering), dan SSG (Static Site Generation) semakin sering digunakan — terutama dalam konteks framework seperti Next.js, Nuxt.js, dan lainnya.

Namun, apa sebenarnya perbedaan dari ketiga metode ini? Dan bagaimana cara memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan website Anda?

Artikel ini akan menjelaskan dengan bahasa sederhana namun tetap teknis agar mudah dipahami oleh developer pemula hingga pengambil keputusan non-teknis.

1. CSR (Client-Side Rendering)

Apa Itu CSR?

Client-Side Rendering berarti proses rendering (menampilkan halaman) dilakukan sepenuhnya di browser pengguna. Server hanya mengirimkan file HTML kosong dan JavaScript yang akan menampilkan konten saat halaman dimuat.

Karakteristik:

  • Konten ditampilkan setelah JavaScript dijalankan di browser
  • Awalnya kosong, baru setelah itu konten muncul
  • Cocok untuk Single Page Application (SPA)

Kelebihan:

✅ Interaktif dan cepat setelah halaman dimuat
✅ Cocok untuk aplikasi yang dinamis (seperti dashboard)

Kekurangan:

❌ SEO kurang optimal (karena robot Google sulit membaca konten yang muncul belakangan)
❌ Waktu tampil awal (first load) bisa lambat

Contoh: React (tanpa Next.js), Vue (tanpa Nuxt), Angular

2. SSR (Server-Side Rendering)

Apa Itu SSR?

Server-Side Rendering berarti konten halaman dirender di server terlebih dahulu, lalu dikirimkan ke browser dalam bentuk HTML yang sudah lengkap.

Karakteristik:

  • Konten langsung terlihat begitu halaman dimuat
  • Cocok untuk website yang mengutamakan SEO dan kecepatan muat awal

Kelebihan:

✅ SEO friendly
✅ Tampil lebih cepat di perangkat lambat

Kekurangan:

❌ Beban lebih besar di server
❌ Interaktivitas muncul setelah JavaScript dimuat (hydration)

Contoh: Next.js (dengan getServerSideProps), Nuxt (mode SSR)

3. SSG (Static Site Generation)

Apa Itu SSG?

Static Site Generation berarti halaman dirender saat proses build dan hasilnya berupa file HTML statis. Tidak perlu dirender ulang di server atau browser.

Karakteristik:

  • Konten sudah tersedia dalam HTML sejak awal
  • Cocok untuk website yang tidak sering berubah

Kelebihan:

✅ Sangat cepat karena konten sudah siap
✅ Beban server ringan (bisa pakai CDN)
✅ SEO sangat optimal

Kekurangan:

❌ Tidak cocok untuk konten yang sering berubah atau harus dinamis
❌ Perlu proses rebuild saat data berubah

Contoh: Next.js (dengan getStaticProps), Hugo, Jekyll

Tabel Perbandingan SSR, CSR, dan SSG

MetodeWaktu RenderSEO FriendlyKecepatan Tampil AwalDinamis atau StatisCocok Untuk
CSRDi browser (client)KurangLambat (initial load)DinamisSPA, dashboard
SSRDi serverBagusCepatDinamisWebsite dengan SEO
SSGSaat buildSangat bagusSangat cepatStatisBlog, landing page

Kesimpulan: Mana yang Harus Dipilih?

Pemilihan antara SSR, CSR, atau SSG tergantung pada jenis website dan kebutuhan Anda:

  • SSG untuk website statis seperti landing page atau blog
  • SSR untuk website yang butuh konten dinamis dan SEO, seperti e-commerce
  • CSR untuk aplikasi yang sangat interaktif seperti dashboard admin atau web app

Ingin membangun website dengan performa tinggi dan SEO yang optimal?
Tim kami di Websweet Studio siap membantu Anda memilih teknologi yang tepat dan membangunnya secara profesional!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Chat Whatsapp